Dalam teknologi penyimpanan data terdapat istilah RAID yang berfungsi untuk memaksimalkan kinerja sistem tersebut. Lalu, apa pengertian RAID dalam sistem komputer sebenarnya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada kali ini akan dibahas secara lengkap mengenai RAID dan juga level-levelnya. Dengan begitu, Kamu akan jauh lebih paham mengenai salah satu teknologi tersebut.
Pengetahuan ini memang cukup penting untuk dipahami, terlebih jika Kamu bekerja atau sedang belajar terkait teknologi penyimpanan komputer. Jadi, silakan simak seluruh pembahasan berikut dengan saksama.
Pengertian Raid dalam Sistem Komputer
Sebelum mempelajari ke hal-hal yang lebih teknis, ada baiknya jika Kamu mengetahui terlebih dahulu sesuatu yang lebih mendasar, yakni pengertian itu sendiri. RAID atau singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merupakan teknologi penyimpanan data yang berfungsi meminimalkan terjadinya kesalahan pada saat penyimpanan data.
Selain itu, RAID juga berperan meminimalkan kesalahan saat melakukan pembacaan data. Setidaknya ada enam level dari pola RAID, yakni dari nol sampai enam.
Baca Juga : Apa itu Cloning Harddisk
Pada dasarnya, RAID memiliki tiga karakteristik umum, yakni merupakan kumpulan disk drive yang dianggap sebagai drive logical tunggal. Kemudian, data akan disalurkan menuju drive fisik dan kapasitas redundant disk akan dipakai menyimpan informasi untuk menjadi back up apabila terjadi kegagalan.
Apa Saja Teknik Penyimpanan RAID?
Setidaknya terdapat tiga teknik umum dalam penyimpanan RAID. Pertama, teknik tersebut bernama striping atau memisahkan data menjadi beberapa blok berukuran tertentu dan menulisnya melintasi RAID sehingga akan mempengaruhi kinerja.
Teknik yang kedua adalah mirroring. Mirroring merupakan sebuah teknik penyimpanan ketika salinan data akan disimpan bersamaan pada anggota RAID.
Terakhir, Parity merupakan sebuah teknik penyimpanan untuk striping dan checksum. Apabila drive mengalami kegagalan, blok yang menjadi penghitung akan dihitung ulang dari proses checksum dan mentoleransi apabila terjadi kesalahan RAID.
Baca Juga : Mengenal Clean Room Data Recovery
Beberapa Fungsi RAID
Selain memahami pengertian RAID dalam sistem komputer, Kamu juga perlu tahu beberapa fungsi utama dari sistem tersebut. Intinya, ketika menggunakan teknologi ini, data akan dicerminkan di sebuah disk dalam array yang sama sehingga data akan tersimpan ketika satu disk mengalami kegagalan.
Dengan adanya teknik striping yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, RAID juga bisa memberikan opsi read and write ke lebih dari satu disk secara bersamaan. Dengan begitu, kinerja akan menjadi lebih maksimal.
Di dalam sistem tersebut, data-data sekuensial nantinya akan dipecah ke beberapa segmen kemudian dikirim ke berbagai disk dalam satu array. Dengan ARRAY yang menggunakan beberapa disk tersebut, kapasitas penyimpanan akan menggunakan lebih dari satu disk.
Beberapa Level RAID
Seperti telah disinggung di bagian sebelumnya, terdapat beberapa level dari RAID, mulai dari nol hingga lima. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Level 0
Pertama adalah level 0. Level ini termasuk non-redundant disk array dan tidak mempunyai redundansi sama sekali. Dengan begitu, skema tersebut akan memiliki performa yang lebih baik meskipun tidak memiliki toleransi fault.
RAID level 0 juga kerap disebut dengan metode striping. Metode ini dipakai untuk mempercepat kerja dari hard disk sehingga kapasitas total merupakan penjumlahan dari kapasitas hard disk pertama dan kedua.
Baca Juga : Kumpulan Data Recovery yang Berhasil BOLO Solutions
2. Level 1
Berikutnya, RAID level 1 dikenal juga dengan istilah mirroring. Pada prinsipnya, data yang dituliskan di sebuah drive nantinya akan dituliskan ulang ke drive lainnya sehingga akan melibatkan dua hard disk.
Dengan menggunakan skema tersebut, maka akan diperoleh sebuah data yang lebih reliable dan kerusakan yang terjadi di satu disk tidak akan terlalu mempengaruhi yang lainnya. Meski begitu, hal tersebut memiliki kekurangan yakni adanya penurunan performa dalam proses penulisan data.
3. Level 2
RAID level 2 memakai teknik akses paralel di mana semua anggota disk akan turut serta di dalam proses eksekusi request I/O. Pemutaran drive yang terjadi akan disinkronkan sehingga semua hard disk akan berada di posisi yang sama di setiap disk pada array.
RAID level 2 dapat menjadi pilihan tepat apabila disk kerap mengalami error. Hal tersebut dikarenakan di keadaan disk drive yang tinggi, level ini tidak terlalu tepat untuk diterapkan.
Baca Juga : Perbedaan SSD VS Harddisk
4. Level 3
Pada RAID level 3 sebenarnya pengorganisasian yang terjadi hampir mirip dengan level sebelumnya. Hanya saja, yang menjadi perbedaan adalah di level ini membutuhkan disk redundant tunggal dan tidak terlalu tergantung dengan besarnya array.
5. Level 4
Secara konsep, RAID level 4 hampir sama dengan level 3. Yang menjadi perbedaan di antara keduanya adalah di level 4, striping dilakukan pada blok yang ukurannya dinyatakan dalam stripe size atau masing-masing blok disebut dalam satuan KiB.
6. Level 5
Selanjutnya, RAID level 5 mirip dengan level 4 terutama dalam skema blok striping. Akan tetapi, RAID level 5 memakai party yang didistribusikan ke setiap disk untuk menghilangkan bottleneck.
Baca Juga : TBW SSD Apakah Sama dengan Umur SSD
7. Level 6
Terakhir adalah RAID level 6 atau juga disebut dengan istilah redundansi P + Q. Seperti halnya level 5, hanya saja level ini akan menyimpan informasi redundan tambahan guna mengantisipasi terjadinya kegagalan di beberapa disk pada saat yang sama.
Jadi, itulah tadi penjelasan mengenai pengertian RAID dalam sistem komputer beserta level-levelnya. Pada intinya, pengetahuan ini cuku penting bagi Anda yang memang bekerja atau sedang belajar mengenai sistem komputer.